Indie You and Me Radio Persatuan; Ajang Promo Band Indie Yogyakarta dan Sekitarnya
Author: damaya_e /Cinta Sejati
Author: damaya_e /
Cinta sejati itu identik dengan
sepasang kekasih yang saling mencintai satu sama lain. Kalau happy ending, ya menikah dan punya
keturunan. Kalau sad ending, ya mati
salah satu. Did you know? Itu cuma ada di dalam drama. Kenyataannya, hidup ini
tak seindah drama.
Sebagai manusia, aku pun pernah
jatuh cinta. Tapi, mungkin aku saja yang jatuh cinta. Perkara dia juga jatuh
cinta padaku atau tidak, cuma dia dan Tuhan yang tahu. Baru setahun aku
mengenalnya. Banyak hal yang tidak ku ketahui tentang dia. Namun, setiap hari,
selalu ku selipkan namanya di dalam setiap doa. Berharap doaku membuat cinta
kami abadi. Aku sempat merasa hidup ini seindah drama.
Namun, aku baru sadar, ternyata
kisah jatuh cintaku ini tak layak untuk dibuat menjadi sebuah drama. Dia hanya
manusia yang mudah berubah. Aku saja yang terlalu yakin memilihnya. Aku pun
mulai meragukan ketulusannya. Sebab, ia tak lagi sehangat dulu. Semuanya berakhir
ketika aku mulai takut kehilangannya. Tadinya, kupikir dia yang disebut cinta
sejati. Tapi aku salah besar. Setelah aku menyudahi cerita itu, dia tidak
pernah lagi memedulikan aku. Bahkan, dia bercerita bahwa sekarang dia menemukan
cintanya yang baru.
Kuakui, waktu itu aku sangat
terpukul. Tapi, aku tak dapat menyalahkan siapa pun, kecuali diriku sendiri. Menjijikkan
sekali aku ini. Harusnya aku sadar dari dulu. Cinta sejatiku hanya milik Tuhan.
Tuhanlah yang selalu menjaga dan memberiku segalanya. Tapi, aku justru sering
melupakannya. Bahkan, aku sering lupa untuk bilang terima kasih karena telah
menciptakan sosok yang paling berharga di dunia ini, ibuku.
Dulu nenekku pernah bercerita. Waktu
masih berusia 8 bulan, aku sempat sakit parah. Berbagai usaha sudah dilakukan
untuk kesembuhanku. Namun, Tuhan belum mengizinkanku sembuh. Sampai akhirnya, ibuku
berdoa pada-Nya agar memindahkan penyakitku padanya. Ternyata, Tuhan mengabulkan
permintaan ajaib ibuku. Setelah aku sembuh, ibuku sakit berbulan-bulan. Tapi,
ia bertahan dan Tuhan pun memberinya kesembuhan.
Harusnya, orang yang kudoakan
setiap hari itu ibuku. Sebab, dialah orang yang dikirim Tuhan untuk berada di
sampingku, menjagaku, memelukku, dan mengusap air mataku saat aku tersakiti.
Dia adalah orang yang rela menukar apa pun miliknya untuk kebahagiaanku. Ia
bekerja keras membantu ayah supaya aku menjadi sarjana. Bahkan, beberapa bulan
yang lalu, ia rela tidak tidur berhari-hari karena menjagaku waktu sakit. Tak
ada yang setulus itu mencintaiku. Tapi, apa yang sudah kuberikan padanya?
Jika kujabarkankan semua hal yang
telah dilakukan ibu untukku, tentu 1 rim kertas tak akan cukup untuk
menuliskannya. Tak ada yang bisa kulakukan untuk membalas ketulusannya dalam
mencintaiku, selain mendoakannya. Aku selalu berharap ibuku diberi umur
panjang, supaya dapat menyaksikan kesuksesanku kelak.
Dear God, terima kasih telah
mengirimkan malaikat untukku. Aku percaya, Kau selalu melihat dan mendengar
doa-doaku. Ku mohon jaga ayah dan ibuku! Berikan mereka kebahagiaan dan umur
yang panjang! Sediakan surga yang indah untuk mereka kelak!
off On 17 Agustusan di Indie You and Me Radio Persatuan
Author: damaya_e /Ladies and gentlemen, baca dengan saksama ya. Lagi-lagi gue mau share profil band yang jadi bintang tamu acara rutin Radio Persatuan tiap Senin jam 18.00-19.00 WIB. Udah agak lama sih, interview band ini udah sejak tanggal 17 Agustus 2015. Yaaah, namanya juga artis papan setrikaan, sibuk kerja lah, ngurus inilah, itulah, sampai hati aja nggak keurus (upss). Nah, di sela-sela jadwal baper eh kegiatan maksudnya (typo yang sangat jauh, sumpah), gue sempetin stalk akun FB off On terus bikin biografi ini.
Menurut mas vokalis, off On ini
udah lama terbentuk. Namun, yang namanya lika-liku hidup sendiri aja serem,
apalagi lika-liku dalam bersaing di dunia musik. Jatuh bangun, naik turun,
hingga tikung-menikung adalah hal yang wajar (hiperbola). Karenanya, band yang
bergenre pop alternatif ini sempat vakum, dan lahir kembali pada 20 Juni 2014.
Ini terjadi karena pertemuan Lee Kims dan Mawan. Mereka sepakat membangkitkan
kembali kenangan lama serta menyelesaikan proyek bermusik yang sempat terbengkalai
(baper).
Lee Kims dan Mawan pun mulai
berkarya hingga menemukan Irfan (bas), Carlan (drum), dan Hendy (gitar).
Selama satu tahun, di sela-sela kesibukan
masing-masing personil, terciptalah beberapa lagu, di antaranya “Adalah
Sepupuku”, “Biarkanku Pergi”, dan “GGW (Gara-gara Wanita)”. Dan, menurut mereka pas interview di Radio
Persatuan lalu sih rata-rata lagu tersebut adalah curhatan. Rencananya, di
akhir 2015 ini semua akan terangkum dalam bentuk
album.
Nah, hal paling penting yang harus gue bahas adalah
perkenalan personil. Kata peribahasa kan “Tak kenal maka tak sayang”. Ya kalik
terjadi sayang-sayangan antar personil off On. Hhhhh.
Mulai dari vokalis. Vokalis yang terlalu semangat ikut lomba
lari karung 17an terus berakibat pada suara yang menghilang pas interview (nggak
ada hubungannya sih) ini akrab disapa Lee Kims.
off ON punya pemain gitar
yang mirip Eross Sheila on Seven. Pas mau interview, gue shock, kirain yang
datang Eross, ternyata Eross KW. Wkwkwk. Ini nih yang namanya Hendy
Lanjut ke penggebuk drumnya nih ada Carlan.
Lanjut ke penggebuk drumnya nih ada Carlan.
Terakhir
di bass ada Irfan yang paling hobby selfie. Yang lain sibuk persiapan interview,
eeh dia malah minta difotoin. Selain sayang sama
bassnya, irfan juga penyayang binatang lho. Coba aja datengin rumahnya, loe
pasti menemukan burung kenari piaraannya (ini apa hubungannya bass sama burung
kenari sih?)
IG: offon_band. Bisa juga dapetin lagunya di http://reverbnation.com/offon7/.
Selamat kepo!
off On di stage
Ini apalah g paham. 😄
Senja
Author: damaya_e /
Time won’t make me forget. It just make me understand
things. Kamu pernah melihat sunset di senja hari? Ya, seperti itulah dirimu.
Aku sadar, ternyata waktu tidak benar-benar menenggelamkanmu. Sebab, senja selalu
hadir setiap hari, menawarkan pesona yang memikat hati, lalu pergi. Mencintaimu
seperti senja, hanya akan gelap sesudahnya. Namun, apa kau tau? Senja selalu
indah buatku, meskipun tertutup mendung, hujan, bahkan halilintar sekali pun.
Pernah sekali waktu aku menutup mata agar tak melihat sang
surya hanyut ke dalam cakrawala. Namun, tetap saja sinarnya menembus kelopak
mata. Ternyata, itu lebih menyakitkan bagiku daripada menatap matahari di siang
hari. Bukan sakit pada mata, tetapi rasa. Apakah aku rela membiarkan senja
berlalu di balik kelopak mata?
Begitulah setiap hari yang kulalui bersama senja. Selalu ku
nikmati meski sebenarnya aku benci. Bukan senja hari yang ku benci, tapi gelapnya malam
dan mimpi-mimpi yang hanya tinggal mimpi. Sering aku mencoba melawan gelap
malam dengan berjuta cara yang ada di otakku. Tapi aku letih. Aku bersandar
pada subuh dan berharap pagi segera datang.
Ingatkah kamu saat kita menghabiskan malam di bawah rintik
hujan. Saat itu, aku pernah bersahabat dengan malam. Aku berbicara padanya, “Jangan
berakhir sekarang!” Namun, malam tak mau bersahabat. Waktu itu, mendungnya langit,
pekatnya hitam, dan keheningan yang di tawarkan malam tak berhasil membuatku
merasa sesak. Sebab, ada dirimu yang menggenggam jemariku agar aku tak hanyut
terbawa hujan.
Sekarang, kamulah yang justru perlahan menghilang di balik gelapnya
malam. Karena itulah, secara tidak sadar aku menjadikan malam sebagai musuhku.
Musuh yang selalu membayangiku. Musuh yang tak bisa ku lawan dengan apa pun.
Hanya bisa menunggunya menyerah dan mengembalikanmu kepadaku. For you, I hope
you hear my whisper, don’t be lose by the night.
Langganan:
Postingan (Atom)